Friday, September 11, 2020

Arti dari Muhasabah Diri

Arti dari Muhasabah Diri

OLEH

Dr. Muhammad Roihan Daulay, M.A



Saudaraku, persoalan yang terjadi di dunia ini tentu tidak terlepas dari berbagai macama persoalan. Kompleksnya masalah hidup menjadi sebuah kenyataan yang harus dihadapi. Siapa pun orangnya pasti memiliki masalah. Ada orang yang menghadapi masalah hidup dengan pergi ke tempat-tempat yang dia anggap dapat menyelesaikan persoalan hidupnya. Bahkan ada orang orang yang sampai-sampai melupakan tugas utamanya sebagai makhluk sosial. Terkadang orang tersebut, melalaikan tugasnya sebagai pimpinan dalam rumah tangganya. Ini semua merupakan masalah dalam hidup yang membutuhkan jawaban yang pasti sehingga arah hidup dapat mengarah ke arah  kehidupan yang dicita-citakan. 

Beranjak dari persoalan di atas, sudah waktunya manusia menyikapi masalah dengan cara menghisab diri dengan baik. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan menghisab diri dalam Islam? Untuk memperoleh jawaban ini tentu kita awali dari sudut pandang linguistik. Secara bahasa hisab sendiri berasal sari bahasa arab yang memiliki makna seluruh makhluk ditampakkan di hadapan Allah dalam keadaan menampkkan lembaran amalan mereka. Dengan demikian, manusia akan ditampakkan semua amalan mereka yang dilaksanakan di dunia. 

Secara istilah dapat ditetapkan bahwa "hisab"  itu sendiri dapat didepenisikan dengan berbagai sudut pandang. Adapun pengertian hisab  menurut para ulama misalnya Syekh Ibnu Taimiyah adalah Allah akan menghisab amalan mereka pada hari qiyamat. 

Saudaraku yang dimuliakan Allah, betapa sedih diri kita apabila amal perbuatan kita habiskan tanpa ada sumber ajaran yang jelas, padahalah Nabi telah menyampaikan di akhir hidupnya, bahwa jangan meninggalkan dua sumber ajaran dalam menjalani hidup. Maksud ungkapan Nabi kita tentu Alquran dan Sunnah. Oleh karena itu, mari kita untuk selalu berupaya untuk mengembalikan segala amal perbuatan kita yang bersumber dari Alquran dan hadis termasuk hasil ijtihad yang dapat menjadi sebuah pengejewantahan dari hadis Nabi Muhammad SAW melalui Istinbat Hukum yang jelas. Amat disyangkan jika masih ada saudara kita yang beranggapan bahwa beramal itu harus tua dulu baru ke masjid, tua dulu baru mulai menuntut Ilmu Agma Islam. Hal ini merupakan anggapan yang tidak tepat.  

Saudaraku para pembaca, taukah kita kapan kita akan dipisahkan demngan ruh kita? Tak, seorangpun yang tau pasti tentang kondisi perpisahan ruh dengan badan kita. Di hadapan kita telah banyak contoh yang kita lihat, mereka saudara kita dicabut nyawanya pada waktu bekerja, pada waktu santai, pada waktu tidur, pada waktu siang dan malam. Semua itu, tidak ada yang tau. 

Melalui tulisan yang singkat ini, mari kita beramal baik di dunia ini. Mari kita terus bertaqwa kepada Allah SWT dimanapun dan kapanpun. Karena ajal itu tidak ada yang tau kapan Malaikat akan menjemput nyawa kita. Sebelum peristiwa yang sakral itu sampai pada kita, semasih hayat kita masih dikandung oleh badan kita teruslah kita isi dengan aktivitas yang baik sehingga kita kembali kepada Allah dengan kondisi yang husnul khotimah.

Mari kita lihat Allah telah menjelaskan tentang dari mana kita, dan setelah hidup kita akan dikembalikan kemana dan setelah itu kita akan dibangkitkan oleh Allah dan akan ada masanya kita akan dihisab terhadap amal perbuatan kita di dunia ini. Penyampaian Allah ini terdapat pada Alquran Surat Thaha ayat 56 sebagai berikut:

مِنْهَا خَلَقْنٰكُمْ وَفِيْهَا نُعِيْدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرٰى ٥٥
Ayat 55. Darinya (tanah) itulah Kami menciptakan kamu dan kepadanyalah Kami akan mengembalikan kamu dan dari sanalah Kami akan mengeluarkan kamu pada waktu yang lain.

Saudaraku yang baik hati, mari kita kembali menghisab amal kita, jangan sampai  berlalu begitu saja. Mari berhati hati tentang jebakan jebakan dunia yang sesaat ini. Kita segarkan amal kita dengan selalu berorientasi pada Allah SWT. Karena hidup ini bukan untuk selamanya.


SUMBER:


Referensi: https://almanhaj.or.id/3705-hisab-pada-hari-pembalasan.html

Referensi: https://almanhaj.or.id/3705-hisab-pada-hari-pembalasan.html

Labels: ,