TIGA AMALAN TERBAIK DI DUNIA
Tiga Amalan Terbaik di Dunia
Dr. Muhammad Roihan Daulay, M.A
Puji dan syukur
mari kita ucapkan kepada Allah swt yang banyak memberikan kita nikmat, salawat
dan salam semoga tetap tercurah kepada buah hati Aminah Putra Abdullah, yakni
kepada Nabi Muhammad Saw yang kita harapkan syafaatnya di kemdian hari. Jamaah
salat jumat yang insya Allah dirahmati Allah. Mari kita bertaqwa kepada Allah. Sesungguhnya
Allah telah mengatakan sebaik baik bekal adalah taqwa. Untuk itu, kehidupan
yang kekal itu adalah akhirat dan sebaik-baik bekal untuk kehidupan akhirat
hanyalah taqwa kepada Allah swt. Taqwa dalam arti berusaha mengerjakan
perintah-Nya serta menjauhi segala apa yang dilarangnya.
Bumi yang kita
tempati adalah planet yang selalu berputar, ada siang dan ada malam. Roda
kehidupan dunia juga tidak pernah berhenti. Kadang naik kadang turun. Ada suka
ada duka. Ada senyum
ada tangis. Kadangkala dipuji tapi pada suatu saat kita dicaci. Inilah realitas
kehidupan. Untuk itu hadirin yang dimuliakan Allah, jangan harapkan ada
keabadian perjalanan hidup, karena hidup kita hanya sebentar saja. Oleh karena
itu, agar tidak terombang-ambing dan tetap tegar dalam menghadapi segala
kemungkinan tantangan hidup kita harus memiliki pegangan dan amalan dalam hidup. Paling tidak ada
3 amalan yang harus kita upayakan dalam kehidupan kita sehari hari. Tiga amalan baik
tersebut adalah Istiqomah, Istikharah dan Istighfar. Pertama: Istiqomah yaitu kokoh dalam aqidah dan konsisten dalam
beribadah.
Rasulullah
saw bersabda: “Dari Abi Sufyan bin
Abdullah Radhiallaahu anhu berkata: Aku telah berkata, “Wahai rasulullah
katakanlah kepadaku pesan dalam Islam sehingga aku tidak perlu bertanya kepada
orang lain selain engkau. Nabi menjawab: ‘Katakanlah aku telah beriman kepada
Allah kemudian beristiqamahlah’.” (HR. Muslim).
Dari
hadis di atas maka Orang yang istiqamah selalu kokoh dalam aqidah dan tidak
goyang keimanan bersama dalam tantangan hidup. Terkadang ujian hidup sangat
banyak, ada kalanya kita dihadapkan pada persoalan hidup: ekonomi rumah tangga
yang tidak menentu, sikap dan tingkah laku anak yang sangat mengganngu, serta
banyak godaan lainnya. Meskipun demikian maka, jangan sampai ibadah kita redup,
kantong kering atau tebal tetap bertawakkal kepada Allah, dicaci dipuji kita
harus bersabar, sekalipun kita memiliki fasilitas kenikmatan, jangan sampai
kita tergoda untuk melakukan kemaksiatan. Karena sesungguhnya orang seperti
itulah yang dipuji Allah Swt. dalam Al-Qur'an surat Fushshilat ayat 30:
“Sesungguhnya orang-orang yang
mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian
mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah
kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah dengan
syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS. Fushshilat: 30)
2. Istikharah, selalu mohon petunjuk
Allah dalam setiap langkah dan penuh pertimbangan dalam setiap keputusan.
Setiap orang mempunyai kebebasan
untuk berbicara dan melakukan suatu perbuatan. Akan tetapi menurut Islam, tidak
ada kebebasan yang tanpa batas dan batas-batas tersebut adalah aturan-aturan
agama.
Maka seorang muslim yang benar,
selalu berpikir berkali-kali sebelum melakukan tindakan atau mengucapkan sebuah
ucapan serta ia selalu mohon petunjuk kepada Allah.
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
Barangsiapa beriman kepada Allah dan
hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diamlah. (HR. Al-Bukhari dan Muslim
dari Abu Hurairah).
Orang bijak berkata “Think today and
speak tomorrow” (berfikirlah hari ini dan bicaralah esok hari).
Kalau ucapan itu tidak baik apalagi
sampai menyakitkan orang lain maka tahanlah, jangan diucapkan, sekalipun
menahan ucapan tersebut terasa sakit.
Akan tetapi, ucapan itu benar dan
baik maka katakanlah jangan ditahan sebab lidah kita menjadi lemas untuk bisa
meneriakan kebenaran dan keadilan serta menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.
Mengenai kebebasan ini, malaikat
Jibril pernah datang kepada Nabi Muhammad SAW untuk memberikan rambu-rambu
kehidupan, beliau bersabda:
Jibril telah datang kepadaku dan berkata: Hai Muhammad
hiduplah sesukamu, tapi sesungguhnya engkau suatu saat akan mati, cintailah apa
yang engkau sukai tapi engkau suatu saat pasti berpisah juga dan lakukanlah apa
yang engkau inginkan sesungguhnya semua itu ada balasannya. (HR. Baihaqi dari
Jabir).
Sabda Nabi Muhammad SAW ini semakin
penting untuk diresapi ketika akhir-akhir ini dengan dalih kebebasan, banyak
orang berbicara tanpa logika dan data yang benar dan bertindak sekehendaknya
tanpa mengindahkan etika agama.
Para pakar barangkali untuk
saat-saat ini, lebih bijaksana untuk banyak mendengar daripada berbicara yang
kadang-kadang justru membingungkan masyarakat.
Kita memasyarakatkan istikharah
dalam segala langkah kita, agar kita benar-benar bertindak secara benar dan
tidak menimbulkan kekecewaan di kemudian hari.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
Tidak akan rugi orang yang beristikharah, tidak akan kecewa orang yang bermusyawarah dan tidak akan miskin orang yang hidupnya hemat. (HR. Thabrani dari Anas)
3.
Istighfar yaitu selalu introspeksi diri dan mohon ampunan kepada Allah Rabbul
Izati.
Setiap
orang pernah melakukan kesalahan baik sebagai individu maupun kesalahan sebagai
sebuah bangsa.
Setiap kesalahan dan dosa itu
sebenarnya penyakit yang merusak kehidupan kita. Oleh karena ia harus diobati.
Tidak sedikit persoalan besar yang
kita hadapi akhir-akhir ini yang diakibatkan kesalahan kita sendiri.
Saatnya kita introspeksi masa lalu,
memohon ampun kepada Allah, melakukan koreksi untuk menyongsong masa depan yang
lebih cerah dengan penuh keridloan Allah.
Dalam persoalan ekonomi, jika rizki
Allah tidak sampai kepada kita disebabkan karena kemalasan kita, maka yang
diobati adalah sifat malas itu. Kita tidak boleh menjadi umat pemalas
Malas adalah bagian dari musuh kita.
Jika kesulitan ekonomi tersebut, karena kita kurang bisa melakukan
terobosan-teroboan yang produktif, maka kreatifitas dan etos kerja umat yang
harus kita tumbuhkan. Akan tetapi ada kalanya kehidupan sosial ekonomi sebuah
bangsa mengalami kesulitan.
Kesulitan itu disebabkan karena
dosa-dosa masa lalu yang belum bertaubat darinya secara massal. Jika itu
penyebabnya, maka obat satu-satunya adalah beristighfar dan bertobat.
Allah berfirman yang mengisahkan
seruan Nabi Hud Alaihissalam, kepada kaumnya:
Jamaah yang dimuliakan Allah
Sekali lagi, tiada kehidupan yang
sepi dari tantangan dan godaan. Agar kita tetap tegar dan selamat dalam
berbagai gelombang kehidupan, tidak bisa tidak kita harus memiliki dan
melakukan Tiga amalan di atas yaitu Istiqomah,
Istikharah dan Istighfar.
Mudah-mudahan Allah memberi kekuatan kepada kita untuk
menatap masa depan dengan keimanan dan rahmat-Nya yang melimpah. Amin